#INScope: Menemukan Mitra yang Tepat untuk Kolaborasi Berdampak

Kesadaran akan pentingnya kolaborasi merupakan langkah awal untuk menjadikan sebuah wirausaha sosial bisa scale up. Karena kolaborasi akan memberikan banyak kemudahan dari sisi pengembangan bisnis, efisiensi resources, perluasan dampak, serta potensi keuntungan bisnis yang lebih besar. Lantas, bagaimana pelaku wirausaha sosial bisa melahirkan kolaborasi dengan mitra yang tepat?

Memetakan mitra potensial

Sebagai pelaku wirausaha sosial, kita dapat melakukan pemetaan mitra untuk mengetahui siapa saja yang menjadi player dalam impact ecosystem. Ada beberapa macam mitra yang dapat dijangkau oleh wirausaha sosial, seperti sesama pelaku wirausaha sosial, pemerintah, korporat, NGO, komunitas, bahkan media massa. 

Lihat latar belakang dan visi calon mitra

Jika sudah mengidentifikasi player yang ada, saatnya untuk menentukan pihak mana yang sekiranya berpotensi untuk diajak berkolaborasi. Cara untuk mengetahui apakah mitra tersebut berpotensi atau tidak terhadap bisnis kita, salah satunya adalah melihat latar belakang dan visi dari calon mitra yang akan diajak kerja sama. 

Bergabung dengan program akselerator merupakan salah satu cara untuk menemukan mitra wirausaha sosial yang tepat untuk kolaborasi. Instellar berpengalaman mengembangkan program akselerator untuk wirausaha sosial. Di antaranya, I-SEA, BFA, MIH EAST, Sehat Impact Accelerator, Jakarta MRT Accelerator, dll. Di program akselerator seperti ini sering kali mempertemukan SE yang bergerak di sektor usaha yg sama atau yg berbeda sektor namun memiliki irisan. 

Dalam program Instellar & IKEA Social Entrepreneurship Accelerator (I-SEA) misalnya, terdapat beberapa wirausaha sosial yang berkolaborasi bersama, seperti Greenie dan Kulaku berhasil menghasilkan cocopot, yaitu produk ramah lingkungan yang dapat digunakan untuk media tanam baik indoor maupun outdoor. Selain itu, ada Liberty Society dan Westbike Messenger yang berkolaborasi melalui upcycling project untuk mendaur ulang jaket lama agar tidak dibuang.

Menginisiasi diskusi dengan calon mitra

Apabila latar belakang serta tujuan yang ingin dicapai sejalan, berikutnya adalah melakukan diskusi lebih lanjut dengan calon mitra. Seperti yang dialami oleh alumni program Blue Finance Accelerator (BFA), yaitu Mina Ceria dan Sambung Asa. Setelah berdiskusi dengan matang, mereka melahirkan sebuah proyek kolaborasi dengan konsep Integrated multi trophic aquaculture (IMTA), yang memadukan antara tambak ikan dan rumput laut. 

Tentunya, kolaborasi tersebut tidak terlepas dari berbagai macam diskusi terkait ide dan persiapan lainnya. Sebagai pelaku wirausaha sosial, setelah mengetahui mitra potensial yang akan diajak kolaborasi, ada baiknya kita melakukan inisiatif untuk menghubungi calon mitra, agar tercipta diskusi lebih lanjut.

Membuat kesepakatan bersama

Selain mendiskusikan bentuk kolaborasi yang akan dilakukan, langkah penting berikutnya adalah membuat kesepakatan bersama. Hal ini bisa dituangkan dalam bentuk nota kesepahaman, perjanjian kerja sama, atau bahkan merger usaha.  Memiliki perjanjian yang terperinci dan disusun dengan baik memberikan kejelasan, menciptakan komunikasi yang efektif, dan meminimalkan risiko. Hal ini akan menjadi dasar kerja sama yang sukses dan saling menguntungkan ke depannya.

Bantuan untuk melahirkan kolaborasi

Melahirkan sebuah kolaborasi membutuhkan strategi dan perencanaan yang tepat. Jika perusahaan atau usaha sosialmu ingin memulai atau mengembangkan kolaborasi terkait ESG/SDG/impact ecosystem, Instellar dapat membantu memetakan peluang dan potensi kolaborasi yang tepat. Dengan lebih dari 270 jaringan alumni wirausaha sosial, kami siap menghubungkan, menganalisis, dan memberi masukan untuk kolaborasi yang lebih besar dan berdampak baik secara ekonomi, sosial, dan lingkungan. Hubungi hello@instellar.id untuk informasi lebih lanjut!