Bisnis yang lestari kini semakin menjadi perhatian dan incaran, baik oleh investor maupun pelanggan. Bisnis lestari adalah bisnis yang dikelola secara ramah lingkungan dan memperhatikan keberlanjutan alam dan sosial. Seperti apa tantangan dan peluang menjalankan bisnis lestari? Bintang Ekananda, Director & Co-Founder Alner dan Liris Maduningtyas, CEO Jala Tech mengulas hal tersebut pada seri webinar Road to I-SEA Cohort 2 yang mengangkat topik Makin Lestari, Makin Dicari.
Bintang mengungkapkan, sebelum memutuskan untuk menjalankan bisnis lestari, pendiri bisnis harus benar-benar mematangkan strategi, mencari permasalah yang konkrit, mencari solusinya dan melakukan riset mendalam.
“Misalkan, di sektor circular economy, pengolahan sampah, kita cari masalah sesungguhnya apa dan bagaimana solusi kita untuk bisa mengatasi itu. Kita juga harus punya ketajaman dalam menganalisis, sehingga saat memikirkan model bisnis pun lebih jelas, bagaimana peluang pertumbuhan bisnis dan sumber pendapatannya,” ujar Bintang yang start-up nya merupakan bagian dari I-SEA Changemakers cohort pertama.
Liris menambahkan, bisnis yang lestari itu bisnis yang menyasar atau menyelesaikan masalah dan bertujuan meningkatkan keberlanjutan. Sebagai contoh di industri pangan, bagaimana dari segi sosial, bisa terus ada peningkatan dari segi memberdayakan petambak dan petani. Penerapan prinsip ESG juga harus diperhatikan, baik itu dari sisi lingkungan, misalnya dalam hal pengelolaan limbah produksi, dari sisi sosial bisa terkait dengan penyediaan lapangan pekerjaan bagi warga sekitar, dan tata kelola yang baik.
“Tapi yang perlu highlight juga adalah bisnisnya harus profitable. Ini juga berarti secara bisnis sustain. Ibaratnya, bagaimana kita mau menolong orang lain kalau bisnis kita sendiri tidak dalam posisi bisa berjalan?” pesan Liris.
Untuk membantu mempertajam strategi dan mengukur dampak sosial dari bisnis, program akselerator seperti I-SEA dapat menjadi sarana yang tepat. Bintang menuturkan, dengan mengikuti program I-SEA selama hampir dua tahun, Alner berkesempatan mempunyai thought partner yang bisa melihat dan mendampingi perjalanan bisnis Alner secara komprehensif.
“Kami mendapatkan Thought Partner dari tim marketing IKEA Indonesia yang memberikan banyak insight seputar brand communications, strategi launching di sosiam media. Expert partner seperti ini sangat cocok dengan kami yang pada waktu itu sedang dalam proses rebranding,” ungkap Bintang.
Tak hanya itu, I-SEA juga membuka kesempatan bagi Alner berkolaborasi dengan sesama peserta I-SEA cohort pertama, yaitu Westbike. Bintang pun memberikan tips bagi para wirausaha sosial yang ingin bergabung di program I-SEA cohort kedua.
“Lihat websitenya, perhatikan apa saja kriteria yang dicari. Lihat kesesuaiannya dengan apa yang sedang teman-teman jalankan, lalu susun proposalnya namun jangan sampai difabrikasi. Kalau ada yang kurang jelas, bisa langsung tanya ke penyelenggara atau alumni. Coba dulu aja!” saran Bintang.
Bagi kamu yang ingin mendaftar I-SEA Cohort 2, klik isea.instellar.id/register. Pendaftaran diperpanjang hingga 5 November 2023.
Instellar Indonesia
V-Office District 8, Treasury Tower Lt.6 Unit F
Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, SCBD Lot.28
Jakarta 12190
Tetap Terhubung dengan Kami
Copyright © 2017 – 2024 Instellar.
All rights reserved.
Instellar Indonesia
V-Office District 8, Treasury Tower Lt.6 Unit F
Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, SCBD Lot.28
Jakarta 12190
Tetap Terhubung dengan Kami
Copyright © 2017 – 2024 Instellar. All rights reserved.