Untuk memperingati Women’s History Month di bulan Maret ini, kami ingin menyoroti beberapa peran perempuan dalam dunia profesionalisme, terutama dalam usaha sosial. Pada wawancara ini, kami berbicara dengan para co-founder Hear Me yaitu Athalia Mutiara Laksmi (CEO), Safirah Nur Shabrina (CMO), Octafiani Isna Ariani (COO), Nadya Sahara Putri (Human Resources) dan Ivan Octa (Head of Branding). Hear Me sendiri adalah sebuah perusahaan sosial yang yang menyediakan platform penerjemah Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO) dengan tampilan 3D animasi.
Instellar: Apa yang mendorong Kak Athalia dan teman-teman untuk mengembangkan aplikasi penerjemah BISINDO?
Hear Me: Latar belakang kami mendirikan Hear Me yang berfokus pada aksesibilitas ini berawal dari ketidaksengajaan. Pada saat itu kebetulan co-founder Hear Me (Athalia, Fira, Fani, Nadya) berkuliah di jurusan dan universitas yang sama, yaitu SBM ITB dan mendapatkan tugas untuk membuat bisnis di bidang teknologi.
Pada suatu saat kami berjumpa dengan driver taxi online yang tuli. Dalam momen tersebut kami melihat serta mendengar cerita bahwa ada kesulitan komunikasi antara driver dan penumpang yang menyebabkan sang driver mendapatkan review kurang mengenakan.
Kejadian tersebut menjadi inspirasi dan dasar dari ide kami dalam membuat Hear Me yang memiliki tujuan agar orang-orang lebih aware terhadap bahasa isyarat dan masalah keterbatasan dalam berkomunikasi.
Instellar: Sebagai social enterprise yang bergerak untuk meningkatkan aksesibilitas, apa ada value yang dijadikan acuan dalam operasional Hear Me?
Octafiani Isna Ariani: Kami memiliki value utama yaitu menciptakan kesetaraan hak antara Teman Tuli dan Teman Dengar serta inklusivitas dalam dunia kerja. Sebagai contoh, Hear Me mempekerjakan Teman Tuli yang ikut serta dalam seluruh kegiatan operasional khususnya penambahan database bahasa isyarat agar sesuai dengan kebutuhan Teman Tuli. Dengan 1000+ database bahasa isyarat yang dimiliki Hear Me diharapkan dapat meningkatkan aksesibilitas yang diperlukan para Teman Tuli.
Selain itu, setiap karyawan yang masuk ke dalam perusahaan kami akan diajarkan Bahasa Isyarat Indonesia dasar. Tujuannya untuk mengajarkan awareness dan terbiasa berkomunikasi dengan pegawai Tuli lainnya.
Instellar: Apa rencana jangka panjang dan jangka pendek Hear Me?
Safirah Nur Shabrina: Untuk jangka panjang, Hear Me memiliki visi untuk membangun lingkungan yang inklusif melalui penyediaan akses bahasa isyarat di berbagai platform, baik online maupun offline. Sedangkan untuk jangka pendek, kami memiliki goals untuk membangun awareness akan pentingnya penyediaan akses isyarat dari Teman Dengar atau non-tuli, salah satunya lewat fitur pembelajaran dan permainan bahasa isyarat di aplikasi Hear Me.
Kami juga memiliki campaign #InklusivitasMulaiDariKita di mana kami menawarkan free trial layanan Hear Me yang dikhususkan untuk korporasi, fasilitas umum, dan content creator/agency berupa konten video bahasa isyarat, website translator, layar voice to motion, dan layar informasi bahasa isyarat. Harapannya dengan inovasi ini dapat mencapai goal Hear Me. Salah satunya mengajak banyak orang menyediakan akses bahasa isyarat di platform mereka.
Instellar: Dengan empat co-founder perempuan di jajaran kepemimpinan, bagaimana Hear Me mengamplifikasikan peran perempuan dan perempuan difabel dalam lingkungan kerja?
Nadya Sahara Putri: Di Hear Me sendiri, proporsi jumlah SDM perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki dengan perbandingan 60:40. BoD dan kepala divisi juga diisi oleh mayoritas perempuan. Kami memberikan cuti haid kepada karyawan perempuan, dan kami memprioritaskan Teman Tuli perempuan untuk bergabung dengan Hear Me. Kami juga rutin mengikuti acara yang diadakan bagi pemimpin perempuan agar kami dapat menjadi pemimpin yang lebih baik lagi.
Instellar: Kak Athalia memimpin tim Hear Me untuk memenangkan Hyundai Startup Challenge 2023, apa pelajaran soal kepemimpinan yang didapatkan selama mengikuti program tersebut?
Athalia Mutiara Laksmi: Ada lima hal yang kami dapatkan dalam program tersebut. Pertama adalah purpose-driven leadership, collaboration and partnership, innovation and adaptability, empathy and social responsibility dan yang terakhir adalah continuous learning and improvement.
Instellar: Sebagai pemimpin perempuan muda, apa pesan yang ingin disampaikan kepada womenpreneur yang mau atau sedang merintis startup-nya sendiri?
Jika sebelumnya woman leader atau womanpreneur tidak terlalu banyak mendapat perhatian atau bahkan cenderung memperoleh stigma negatif, tidak kali ini. Studi telah menunjukkan bahwa perusahaan dengan lebih banyak perempuan dalam posisi kepemimpinan, cenderung memiliki kinerja keuangan yang lebih baik dan lebih inovatif. Selain itu, perempuan juga membawa perspektif baru dan ide-ide baru ke dunia bisnis. Maka dari itu penting untuk terus mendukung dan mendorong pertumbuhan womenpreneur dan woman leader.
Dengan hadirnya Hear Me yang dipimpin oleh mayoritas perempuan, kami ingin menginspirasi generasi womenpreneur dan women leader di masa yang akan datang, serta menciptakan dunia bisnis yang lebih inklusif dan beragam.
Instellar Indonesia
V-Office District 8, Treasury Tower Lt.6 Unit F
Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, SCBD Lot.28
Jakarta 12190
Tetap Terhubung dengan Kami
Copyright © 2017 – 2024 Instellar.
All rights reserved.
Instellar Indonesia
V-Office District 8, Treasury Tower Lt.6 Unit F
Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, SCBD Lot.28
Jakarta 12190
Tetap Terhubung dengan Kami
Copyright © 2017 – 2024 Instellar. All rights reserved.