Jakarta, 26 September 2025 – Instellar bersama IKEA Social Entrepreneurship kembali menghadirkan perjalanan baru bagi wirausaha sosial di Indonesia melalui program I-SEA Cohort 3, program akselerasi berdurasi satu tahun yang bertujuan memperkuat kapasitas bisnis dan memperluas dampak sosial mereka melalui bimbingan, pendampingan, akses pembiayaan, dan dukungan ekosistem yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka.
Tahun ini, sepuluh wirausaha sosial terpilih berasal dari berbagai sektor, mulai dari solusi berbasis alam, tekstil dan kerajinan, hingga ekonomi sirkular. Para wirausaha sosial siap memulai perjalanan transformasi mereka melalui program I-SEA Cohort 3 dengan ide dan inisiatifnya yang visioner dalam menjawab tantangan sosial dan lingkungan yang mendesak di Indonesia.

Perjalanan Dimulai dari Bootcamp
Program dimulai dengan bootcamp tiga hari (24-26 September 2025), di mana para peserta mendapatkan kesempatan untuk mengeksplorasi kembali tujuan, tantangan, dan solusi bisnis mereka. Sesi-sesi bersama pakar dan karyawan IKEA tidak hanya memberikan wawasan mendalam tentang nilai dan budaya IKEA, tetapi juga membantu peserta menyempurnakan rencana bisnis serta membangun kolaborasi yang lebih kuat antar sesama wirausaha sosial.
Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, I-SEA Cohort 3 juga terbuka untuk bisnis tradisional yang tengah bertransformasi menjadi bisnis berorientasi sosial. Pendekatan ini mencerminkan misi I-SEA untuk tidak hanya mendukung wirausaha sosial yang sudah berjalan, tetapi juga mendorong semakin banyak pelaku usaha untuk mengintegrasikan nilai keberlanjutan dalam model bisnis mereka.

Komitmen Kolaboratif untuk Dampak Lebih Luas
Romy Cahyadi, CEO of Instellar Impact, menyampaikan,
Kami bahagia sekali kembali menyambut sepuluh wirausaha sosial dalam I-SEA cohort 3. Kami berhasil menemukan para changemakers dengan ide brilian dan visioner dalam menyelesaikan berbagai permasalahan di komunitas mereka. Melalui program I-SEA, kami berharap bisa terus mendukung perjalanan para changemakers untuk bisa memperkuat bisnis mereka dan disaat bersamaan tetap bisa memperluas dampak sosial kepada lebih banyak orang, terutama dalam meningkatkan kesejahteraan para penerima manfaat bisnis mereka.
Åsa Skogström Feldt, Managing Director IKEA Social Entrepreneurship B.V., menambahkan,
Kami sangat gembira menyambut sepuluh wirausaha sosial terpilih di cohort kedua I-SEA. Tantangan sosial dan lingkungan hidup yang kita hadapi saat ini perlu diatasi di berbagai level. Di IKEA Social Entrepreneurship kami percaya pada kekuatan wirausaha sosial dalam menciptakan perubahan jangka panjang. Beragam inisiatif dalam kelompok ini, mulai dari pertanian berkelanjutan hingga daur ulang plastik yang inovatif, menunjukkan dampak positif yang dapat mereka berikan terhadap komunitas, kesejahteraan, dan lingkungan. Kami berharap dapat mendukung mereka dan belajar dari para pembuat perubahan ini dalam perjalanan peningkatan mereka.
Adrian Worth, Managing Director IKEA Indonesia, juga menyampaikan,
Sejalan dengan visi IKEA untuk menciptakan kehidupan sehari-hari yang lebih baik bagi banyak orang, kami secara konsisten menyadari pentingnya memberikan kontribusi positif kepada masyarakat. Kemitraan kami dengan IKEA Social Entrepreneurship dan Instellar untuk I-SEA cohort kedua adalah salah satu contoh komitmen kuat kami untuk mendukung komunitas lokal, termasuk kelompok marginal. Selain itu, bersama dengan rekan kerja kami, kami akan memberdayakan sepuluh wirausaha sosial terpilih untuk memperkuat dampaknya melalui dukungan pendampingan yang disesuaikan dengan kebutuhan.
10 Wirausaha Sosial Terpilih

Berikut adalah sepuluh wirausaha sosial inspiratif yang tergabung dalam I-SEA Cohort 3, masing-masing membawa solusi unik untuk membangun masa depan yang lebih berkelanjutan.
Daftar 10 Wirausaha Sosial I-SEA Cohort 3:
- Adena Coffee: Melatih petani dalam praktik pertanian berkelanjutan dan agroforestri untuk mengurangi deforestasi serta memperkuat ekonomi komunitas adat.
- Al-Anbiya’: Menghadirkan sarung pria premium yang memadukan tradisi dan inovasi, sekaligus menciptakan lapangan kerja berkelanjutan berbasis pengrajin lokal.
- Aliet Green: Mengintegrasikan pertanian regeneratif dan pemberdayaan petani dengan produk utama gula kelapa dan vanila organik.
- Bell Living Lab: Mengolah limbah kopi menjadi material ramah lingkungan untuk furnitur dan interior, sekaligus mengurangi limbah pertanian.
- HANDEP: Memberdayakan komunitas Dayak, khususnya perempuan, melalui kerajinan rotan berkelanjutan yang mendukung konservasi hutan dan budaya lokal.
- Kobumi Spices: Mengekspor rempah, kelapa, dan hasil laut berkelanjutan dari Indonesia Timur melalui praktik perdagangan adil dan konservasi lingkungan.
- Lumosh Living: Mengubah limbah keramik dan kaca menjadi peralatan makan fungsional, mendukung ekonomi sirkular, dan menekan biaya pengelolaan limbah.
- Parongpong Recycle and Waste Lab: Mengolah limbah residu menjadi material baru melalui pendekatan berbasis komunitas dan kolaborasi industri.
- Rumah Tenun Magelang: Melestarikan tradisi tenun sambil memberdayakan perempuan pedesaan melalui produksi kain dari serat alami.
- Ubud Raw Chocolate & Caca: Memproduksi cokelat mentah bernutrisi tinggi dengan praktik perdagangan adil dan komitmen keberlanjutan.